Orang Indonesia menyebutnya musang atau luwak.
Ukuran panjangnya yang mencapai setengah meter (dan memiliki ekor yang kira-kira sepanjang itu juga) benar-banar sangat tidak biasa: mereka binatang peminum (sebenarnya hanya tuak ringan – sari palm yang difermentasi, makanya binatang ini dinamakan juga Toddy Cat dalam bahasa Inggris) mereka juga memakan buah-buahan dan biji-bijian. Khususnya biji kopi.
Memang binatang yang tidak biasa, musang hidup seperti seorang aristokrat: pada siang hari mereka tidur di lubang yang gelap, dan malam hari keluar untuk minum-minum… tuak. Serta tak lupa juga makan-makan. Dan mereka hanya memilih buah-buahan yang matang dan enak untuk dimakan.
Higlights: The Most Costly and Wonderful Coffee in the World
Dan begitulah langkah pertama pembuatan “kopi luwak” dengan memanfaatkan insting musang yang tajam untuk memilih buah yang terbaik.
Dan tahap kedua pengelolaan kopi paling eksklusif di dunia ini yang per tahunnya hanya dihasilkan 500 kg dimulai dari sistem pencernaan musang. Musang mencerna daging buah dan mengeluarkan kembali bijinya.
Intinya campuran air di dalam perut binatang ini masuk ke dalam gelendong kecil yang menceraiberaikan protein yang berasal dari benih kopi dan memberikan “kopi luwak” rasanya yang khas dengan sedikit rasa pedas, serta rasa mentega dan madu, dan juga rasa yang lezat dan tahan lama.
Di Indonesia sudah lama diamati dan dipelajari gerak-gerik binatang berkaki empat tersebut, dan para petani mengumpulkan bibit kopi yang tidak tercerna dan masih utuh tersebut. Kemudian biji-biji kopi tersebut dibersihkan dan dikeringkan, jadi boleh dilupakan mengenai cara penyiapan “kopi luwak” yang orisinil dalam penggunaannya.
Bisa saja sebenarnya, dengan tujuan untuk menghasilkan biji kopi luwak yang banyak, kita tangkap musangnya lalu kita beri makan dengan biji kopi. Tapi dengan begitu musang-musang tersebut tidak dapat memilih sendiri biji-biji kopi yang menurut mereka bagus sehingga biji kopi luwak yang dihasilkan tidak akan otentik.
Harga grosir satu kilogram kopi luwak yang belum digoreng berkisar dari seratus hingga tiga ratus dolar, dan sebuah perusahaan http://www.tastesoftheworld.net/ yang menjual kopi dan teh eksotis secara online, menawarkan harga http://www.tastesoftheworld.net/product_info.php/cPath/28/products_id/75 360 dolar per kilogramnya – secara teori. Namun prakteknya…”semua barang dijual secara obral”. Jadi harga itu lima kali lebih tinggi dari pada harga “emas hitam” http://www.tastesoftheworld.net/product_info.php/cPath/28/products_id/76 - kopi dari Blue Mountain di Jamaika (kopi Blue Mountain Gourmet, harga-online- sekitar 75 dolar per kilogram).
Sebuah paket yang terdiri dari 150 gram kopi luwak asli, dalam gelas dengan piring kecil serta lengkap dengan tutupnya berharga sedikit lebih mahal, 50 dolar.
P.S. Umat manusia, sepertinya, berhutang budi pada musang (dan tentunya juga pada orang Cina) karena munculnya pneumonia yang tidak biasa. Pada tahun 2003 ilmuwan Cina menemukan bahwa virus yang ditemukan dalam darah musang Himalaya, cocok dengan virus mahkota yang menyebabkan pneumonia tersebut. Berdasarkan percobaan didapatkan bahwa kedua virus tersebut secara genetis 99,8% cocok. Dengan demikian, besar kemungkinan kalau SAR ditularkan kemanusia melalui musang yang dagingnya suka dijadikan bahan makanan oleh orang Cina.
P.P.S. kopi yang paling murah juga ada di Indonesia. Tapi sebenarnya bukan kopi melainkan teh: Teh Tiungka – diseduh menggunakan daun kopi yang dibakar diatas api. Selain itu masih ada kopi lainnya yang sedikit lebih mahal yaitu Kopi jagung – campuran antara kopi dan jagung giling. Labels: terhubungkan
0 comments:
Post a Comment