Suatu ketika seorang pengrajin batu berjalan di gurun yang sangat gersang dan melihat seongok batu berwarna coklat kusam yang telah berselimuti lumut dan terlihat rapuk. Kemudian dengan sekuat tenaga si pengrajin itu mengayunkan godamnya mengenai batu hingga mendapatkan bingkahan batu sebesar kepla, dan mulai terlihat warna asli dari batu itu adalah putih.
Dibawanya batu itu kerumah, dan dipotong menggunakan gerinda (alat pemotong batu), hingga sesekali terlihat percikan api hasil goresan batu dengan pengasah. Di haluskan permukaan batu yang kasar itu dan dipoles.
Siang dan malam, ia berusaha membuat batu penghias cincin yang indah, dari warna batu yang putih kasar, berangsur-angsur menjadi putih, mengkilap dan licin. Pengrajin tersebut tahu betul bentuk kesempurnaan sebuah penghias cincin, akhirnya terciptalah sebuah batu penhias cincin yang bernilai.
RENUNGAN !
Sebenarnya alam memberi berbagai pelajaran pada kita. Kita adalah seongok batu, kondisi lapuk, berlumut dan rapuh adalah kondisi kita yang tak mampu melawan cobaan. Pukulan godam, gesekan gerindra, percikan api serta polesan amplas adalah gambaran cobaan yang menempa hidup kita.
Sering kita menolak cobaan yang diberikan Sang Pencipta agar kita dapat menjadi insan yang halus dan bersinar. Labels: inspirasi
0 comments:
Post a Comment