JAKARTA, KOMPAS.com - India beruntung punya mobil murah seperti Tata Nano. Begitu juga Thailand dengan “Eco car”. Kenapa dikatakan beruntung, Indonesia saja mau mengembangkan mobil murah dan ramah lingkungan lagi masih alot. Berbagai penyesuaian spesifikasi masih diajukan produsen mobil di Tanah air.
Menurut Dirjen Industri Alat Transportasi dan telematika Departemen perindustrian (Depprin), Budi Darmadi, perihal mobil murah itu baru akan terealisasi sekitar tiga atau empat tahun lagi. Ia baru saja rapat dengar pendapat dengan komisi VI DPR di Jakarta, kamis (30/4)……
Hm…. 3 atau 4 tahun lagi Indonesia akan punya mobil murah. Asik, berarti sebentar lagi keinginan orang-orang untuk punya mobil sendiri bakal terpenuhi karena harganya murah. Apa betul demikian?
Dengan kondisi mobil masih mahal saja, sudah jutaan mobil menyesaki seluruh ruas jalan di kota-kota. Ambil contoh di Jakarta, jika seluruh mobil yang ada di Jakarta pada saat bersamaan dikeluarkan — bisa jadi tidak ada tempat seincipun di jalan yang ada untuk bergerak — karena seluruh mobil mulai dari mobil angkutan umum sampai mobil mewah milik pribadi, dari pickup sampai truk tronton akan berbaris menyesakkan setiap ruas jalan yang ada.
Tidak dipungkiri, pertambahan kepemilikan mobil tidak berbanding lurus dengan pertambahan infrastruktur sarana dan prasarana pendukung seperti panjang jalan dan lahan parkir. Bisa dibayangkan jika ada kemudahan untuk menambah jumlah pemilik mobil — maka masalah kemacetan yang selama ini sulit dipecahkan akan bertambah-tambah. Atau mobil murah dilarang dijual di kota-kota besar. Apa mungkin?
Alih-alih program mobil murah — Pimpii lebih setuju diganti dengan program sembako murah, misalnya atau sekolah murah atau biaya birokrasi murah atau listrik murah atau air murah atau rumah murah atau apasaja yang murah, yang dapat memenuhi kebutuhan dasar rakyat Indonesia yang masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan. Labels: terhubungkan
0 comments:
Post a Comment