Friday, May 14, 2010

Kisah Carrefour vs Hero vs Indomart vs Superindo

Perusahaan dari Perancis ini boleh dibilang memang luar biasa. Carrefour, yang artinya perempatan jalan, masuk ke Indonesia dan langsung menghajar banyak toko perkulakan. Makro, hancur. Goro, hancur lebur, dan bangkai tokonya bisa kita jumpai di Bekasi Barat, dekat pintu tol. Selain perkulakan, toko swalayan macam Hero juga sudah banyak yang kembang kempis. Tetap berdiri tapi hanya bertujuan mempertahankan wilayah kekuasaan. Agar pelanggan tidak kabur. Dan tetap saja, banyak yang tidak tahan dengan keberadaan Carrefour. Banyak contoh supermarket Hero yang tutup gara-gara terlalu berdekatan dengan Carrefour.

Anehnya, walaupun Carrefour banyak berdiri tegak, toko-toko kecil macam Indomart juga bermunculan seperti jamur di musim hujan. Toko Indomart sebetulnya tidak terlalu banyak menjual barang. Namun, dari sisi harga, Indomart tidak berbeda jauh dengan Carrefour. Menurut sumber yang dipercaya, sistem inventory terdistribusi per regional yang memudahkan proses penyebaran barang sehingga bisa memotong biaya dan akibatnya harga dagangan bisa bersaing.

Kalau tadi diceritakan Supermarket Hero banyak yang tidak tahan, kini malah kebalikan, pasar Swalayan yang berkembang pesat malah Super Indo. Carrefour bisa saja menghajar Hero. Tapi Carrefour tidak bisa mengalahkan Super Indo. Ibarat Daud melawan Goliath. Dan hasil pertandingannya seri. Tidak ada yang kalah tidak ada yang menang. Konon, salah satu toko Super Indo yang sales/penjualannya mendekati penjualan Carrefour adalah Super Indo Pulo Mas, Jakarta Timur. Kalau dipikir-pikir memang tidak heran, wilayah Pulo Mas ditinggali oleh orang berada. Dan toko swalayan terdekat hanyalah Super Indo. Maka, bersyukurlah manajer yang ditempatkan di Super Indo Pulo Mas, tinggal menerima laporan bagus tiap bulan.

Kalau diibaratkan Carrefour adalah Ikan Hiu, maka Super Indo adalah Ikan Baracuda. Superindo tidak segan-segan menghajar supermarket yang selevel dengannya. Contoh ekstrim adalah Superindo VS Gelael Pancoran, Jakarta Selatan. Jarak kedua toko tersebut tidak sampai 100 meter. Tapi Superindo sudah bisa mengambil sebagian besar pelanggan toko Gelael. Luar biasa kejamnya. Kok kejam? Gelael adalah supermarket pertama di Indonesia. Seharusnya, anak muda hormat kepada orang tua. Tapi hal ini tidak berlaku bagi Superindo. Tanpa segan-segan, Gelael dihajar secara frontal. Ibarat Gelael dipegang kerahnya oleh Superindo, lalu digampar bolak-balik hingga tidak bernapas. Kejam sekali.

Model bisnis yang baru saja diceritakan memang mulai jenuh. Pemainnya banyak. Dan sudah terlalu banyak. Ibarat mobil dijalanan ibukota. Padat merayap. Tapi anehnya, biarpun merayap, masih saja ada yang bisa memenangkan pertandingan. Sekarang, tinggal kita, sebagai pelanggan, yang harus pandai memilih. Dan memanfaatkan kesempatan. Mana yang lagi diskon, kesanalah kita berlabuh.
***

0 comments:

Post a Comment